Paul Johnson Anie kembali ke kampung halamannya di Alor, Nusa Tenggara Timur setelah merantau selama 14 tahun di Makassar. Saat ia kembali, Paul mendapati kehidupan anak-anak di desanya sekarang sangat jauh dari kebenaran Firman Tuhan.
Menurut Paul, remaja di desa Alor memiliki pergaulan yang salah. Hal ini membuat Paul berpikir, bagaimana masa depan anak-anak di daerahnya jika generasi ini rusak. Timbul keinginan di hati Paul untuk merubah anak-anak kembali kepada kebenaran Tuhan.
Ia pun berusaha untuk mendekati remaja di desanya, tetapi ini sulit sekali untuk menasehati dan mendidik mereka karena para remaja ini sudah memiliki pemikirannya sendiri. Menurut Paul ini adalah dampak karena mereka tidak bersekolah minggu saat masih anak-anak.
Ketika hampir menyerah, Paul datang kepada Tuhan dengan berdoa dan melihat ada kesempatan untuk membawa perubahan melalui anak-anak kecil di desanya.
“Saya pikir kalau saya mau membawa perubahan di daerah ini untuk sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang, saya harus memulai dari anak-anak ini. Di situlah saya berkomitmen untuk melayani anak-anak dengan memberikan pondasi yang benar,” ungkap Paul dalam kesaksiannya.
Menjadi guru sekolah minggu adalah pilihan Paul demi melihat perubahan di desanya. Menurut Paul, anak kecil adalah tanah liat yang masih mudah untuk dibentuk.
Awal perjalanannya menjadi guru sekolah minggu, Paul mencari bahan pengajaran di internet dan ia pun menemukan film kartun rohani.
“Menurut saya, (tayangan) ini sangat bagus untuk ditonton anak-anak. Jadi saya putarkan film-film itu. Ternyata saya baru tahu kalau itu film animasi superbook,” kata Paul.
Rupanya gereja Paul, GMIT Jemaat Seydon, Alor sudah pernah menggunakan superbook sebelumnya. Namun, sempat terhenti karena keterbatasan alat. Tetapi saat ini Paul sangat antusias menggunakan superbook lagi di gerejanya untuk aktivitas sekolah minggu GMIT Jemaat Seydon, Alor.
“Saya sangat antusias untuk menggunakan superbook. Saya bersyukur cara ini berhasil untuk membawa anak-anak kembali datang ke gereja dan rajin beribadah lagi,” ungkap Paul.
Paul juga berterimakasih kepada CBN dan Mitra CBN berkat pelayanan Superbook, ia dan gerejanya menerima banyak bantuan untuk mengajar anak-anak sekolah minggu.
Sejak rutin mengikuti sekolah minggu di gereja GMIT Jemaat Seydon, Alor, anak-anak mulai menunjukkan perubahan. Salah satunya adalah anak-anak sudah bisa menerima nasihat dari orang dewasa.
Hal yang paling unik adalah saat Paul memutar lagu Superbook menggunakan toa gerejanya, anak-anak secara otomatis datang ke gereja untuk bersekolah minggu.
Paul berharap anak-anak ini dapat mengasihi Tuhan, mencintai firman Tuhan, dan membawa perubahan di Seydon, tempat tinggal mereka.
Terakhir, Paul bersyukur bahwasannya ada beberapa anak-anak yang sudah besar, mau membantunya melayani Tuhan dengan melayani anak-anak sekolah minggu.
“Selama ini saya sangat terbantu dengan program pemuridan anak Superbook untuk mengajar anak-anak di daerah saya. Untuk itu, saya ucapkan terimakasih banyak kepada CBN Indonesia telah menolong kami untuk memuridkan generasi anak,”
“Terima kasih CBN, terimakasih mitra CBN, Tuhan Yesus memberkati kita,” tutup Paul dalam akhir kesaksiannya.
Terima kasih mitra CBN atas taburan Anda, banyak anak-anak dan orangtua yang diubahkan menjadi pribadi yang mau taat akan Firman Tuhan. Teruslah ulurkan tangan Anda untuk menolong anak-anak mengenal Tuhan lebih jauh dan sebarkan Injil ke seluruh Indonesia bersama CBN.
Jika saat ini Anda belum menjadi mitra CBN, tidak perlu khawatir karena pelayanan Superbook masih akan terus menjangkau lebih banyak jiwa lagi. Jadilah mitra CBN sekarang juga, daftarkan diri Anda hari ini pada bagian Home Page ini.