Saat pertama kali datang ke Siantan (Pontianak), Joyfull Sulla terkejut dengan pola asuh kehidupan keluarga di sana. Menurut kesaksian Joy, cara anak-anak berhubungan dengan orang tua terbilang tidak sopan. Ia melihat anak-anak tidak bisa mendengarkan saat orang tua berbicara padanya, bahkan mereka cenderung marah dan melawan orang tua mereka hingga suka memukul.
Melihat peristiwa itu membuat hati Joy tergerak untuk menetap di Pontianak dan melayani anak-anak di sana.
Joy mencari cara untuk mendekat dan berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya dengan memahami pola hidup orang-orang di lingkungannya, termasuk dengan cara mereka mendidik anak-anak.
Setelah ditelusuri, rupanya masyarakat sekitar gemar melakukan judi. Langkah pertama yang Joy lakukan untuk melayani kota yang ia singgahi ini adalah mendoakan setiap rumah-rumah yang suka mengadakan judi agar Tuhan menyelamatkan mereka.
Dalam upayanya membuat perubahan di masyarakat Pontianak, Joy mengalami penolakan. Tidak mau menyerah, akhirnya Joy memilih untuk melakukan pelayanan anak. Awalnya Sekolah Minggu GPIA Efata hanya dihadiri oleh sedikit anak.
Ketika bermitra dengan CBN, khususnya program Superbook, Joy mendapatkan sarana baru untuk menarik antusias anak-anak ke sekolah minggu. Kerinduan Joy terhadap perubahan di lingkungannya mulai terjawab setelah menerapkan modul Superbook di pelayanannya.
Melalui modul-modul Superbook, anak-anak Sekolah Minggu GPIA Efata tertarik mendengarkan firman Tuhan dan materi yang disampaikan oleh Joy. Pelayanan anak yang dilakukannya dengan Superbook dan pendekatan pribadi, cukup membuahkan hasil.
Begitu banyak anak-anak yang diubahkan dan menjadi berkat di keluarga mereka masing-masing. Salah satunya adalah Gaby. Orang tua Gaby menitipkan Gaby kepada Joy untuk membimbingnya. Awalnya Gaby adalah seorang anak yang pemalu dan sangat minder. Dengan pendekatan yang Joy lakukan, perlahan-lahan kepercayaan diri Gaby tumbuh dan ia pun berdampak bagi keluarganya.
Buah-buah yang Joy hasilkan melalui pelayanannya menjadi berkat bagi masyarakat di sekitarnya. Namun hal ini diikuti dengan pengaruh negatif yang masih menyelimuti lingkungannya. Intimidasi yang terjadi di lingkungan rumah anak-anak Sekolah Minggu GPIA Efata membuat anak-anak kembali lemah.
Joy berharap anak-anak dapat menjadi generasi yang takut akan Tuhan sehingga kutukan keturunan telah putus. Joy juga berharap agar anak-anak dapat mencapai impian mereka dan hidup mereka berdampak bagi keluarga dan lingkungan mereka.
“Generasi yang semakin keren ini kalau kita gak berani benar-benar perjuangkan anak-anak menurut Firman Tuhan kan mereka bakal terhilang. Kita orang-orang dewasa marilah kita memiliki beban untuk mendidik anak-anak takut akan Tuhan,” ungkap Joy.
Di akhir kesaksiannya, Joy juga mengungkapkan harapannya kepada ibu-ibu yang memiliki anak untuk belajar membawa anak-anak mengenal Tuhan sejak dini dan hidup di dalam Tuhan sehingga kelak hidup mereka memuliakan nama Tuhan.
Terimakasih mitra CBN atas taburan Anda, banyak anak-anak dan orangtua yang diubahkan menjadi pribadi yang mau taat akan Firman Tuhan. Teruslah ulurkan tangan Anda untuk menolong anak-anak mengenal Tuhan lebih jauh dan sebarkan Injil ke seluruh Indonesia bersama CBN.
Jika saat ini Anda belum menjadi mitra CBN, tidak perlu khawatir karena pelayanan Superbook masih akan terus menjangkau lebih banyak jiwa lagi. Jadilah mitra CBN sekarang juga, daftarkan diri Anda hari ini pada bagian Home Page ini.